Februari, Taliban Kembali Buka Universitas

JagatBisnis.com – Taliban akan segera membuka Universitas Negeri Afghanistan mulai awal Februari. Sebelumnya kampus itu ditutup sejak mereka merebut kekuasaan pada Agustus 2021.

Menteri Pendidikan Tinggi Taliban Shaikh Abdul Baqi Haqqani mengatakan, tidak hanya Universitas Negeri Afghanistan saja yang kembali dibuka. Universitas lain akan turut dibuka.

“Universitas di provinsi yang lebih hangat akan dibuka kembali mulai 2 Februari. Sementara universitas di daerah yang lebih dingin akan dibuka kembali pada 26 Februari,” kata Haqqani dikutip dari Reuters, Senin (31/1).

Baca Juga :   Tawaran AS untuk Perangi ISIS-K Ditolak Taliban Mentah-mentah

Lalu bagaimana dengan mahasiswa perempuan, apakah mereka bisa ikut belajar? Terkait hal itu, Haqqani tidak memberikan penjelasan.
Sejauh ini Taliban telah membuka kembali sekolah menengah untuk anak laki-laki hanya di sebagian besar negara. Beberapa universitas swasta telah dibuka kembali. Tetapi siswa perempuan belum bisa ikut belajar.

Sebelumnya, sejak berkuasa di Afghanistan pada 1996 sampai 2001, Taliban mengekang hak perempuan. Perempuan dilarang bersekolah dan memperlihatkan wajahnya di tempat umum.

Baca Juga :   Pemerintahan Sementara Taliban, Menterinya Tokoh-tokoh Garis Keras

Akan tetapi, Taliban disebut sudah mengalami perubahan dan mengizinkan perempuan untuk sekolah termasuk belajar di universitas. Meski begitu, ada syaratnya.

Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, Abdul Baqi Haqqani, mengatakan perempuan tetap diizinkan belajar di universitas. Sebab, Taliban masih berusaha membangun kembali negara setelah beberapa dekade perang.

Baca Juga :   Persenjataan Militer Milik AS yang Kini Dikuasai Taliban

Haqqani menjelaskan, siswa perempuan nantinya hanya akan diajar oleh sesama pengajar perempuan di kelas terpisah dengan laki-laki. Mereka juga menerapkan hukum syariah Islam.

“Alhamdulillah kami memiliki banyak guru perempuan. Kami tidak akan menghadapi masalah dalam hal ini. Semua upaya akan dilakukan untuk menemukan dan menyediakan guru perempuan untuk murid perempuan,” kata Haqqani.
Haqqani menambahkan, jika tidak ada guru perempuan, Taliban akan menggunakan aturan khusus. (pia)

MIXADVERT JASAPRO