Ekbis  

Sabun Olahan UMKM Diekspor ke Afrika dan Timur Tengah

JagatBisnis.com –  Sebanyak 150 kontainer sabun olahan UMKM diekspor ke enam negara di Afrika dan Timur Tengah. Karena prestasi tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM mengapresiasi PT Restu Graha Dana yang mengekspor sabun. Langkah ini menjadi semangat baru bagi para UMKM untuk terus berdaya saing dan menembus pasar global.

“Ini salah satu prioritas kami agar UMKM masuk pasar global,” ungkap Deputi Bidang UKM, KemenKopUKM, Hanung Harimba Rachman dalam acara Peluncuran Ekspor 150 Kontainer Sabun Kolaborasi PT Restu Graha Dana, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) , dan Komunitas UMKM Naik Kelas, di Jakarta, Sabtu (15/1/2022).

Dijelaskan, saat ini pemerintah ingin meningkatkan kontribusi ekspor UKM mencapai 17 persen di tahun 2024. Sedangkan, saat ini baru mencapai 15,6 persen. Untuk, untuk memastikan target peningkatan kontribusi ekspor UKM ini, pelaku UKM nasional membutuhkan biaya logistik yang lebih murah dan pengurusan administrasi ekspor yang lebih cepat.

Baca Juga :   Askrindo Syariah dan PNM Dukung Pertumbuhan UMKM

“Kelangkaan kontainer menjadi permasalahan utama untuk UKM. Akibatnya biaya pengangkutan mahal atau biaya yang naik 300% dan risiko kerusakan sangat tinggi karena lamanya penyimpanan produk,” tuturnya.

Baca Juga :   UKM Unggulan Difasilitasi untuk Ikut Pameran Nasional dan Internasional

Selain kelangkaan kontainer, lanjut Hanung, kendala lainnya ialah pemetaan permintaan domestik atau tidak adanya market intelligence untuk menanggapi peluang produk, kapasitas produk, sertifikasi internasional, dan kemudahan pembiayaan ekspor bagi pelaku UKM.

Baca Juga :   UMKM Harus Manfaatkan PLUT untuk Perbaikan Produk dan Digitalisasi

“Kontribusi ekspor Indonesia masih kalah jauh, jika dibandingkan dengan Tiongkok yang memiliki kontribusi ekspor UKM sebesar 68% dan indeks kinerja logistik 3,61, serta India dengan kontribusi ekspor UKM 40% dan indeks kinerja logistik 3,18. Ini menunjukkan kurang efisiennya waktu dalam pemenuhan dokumen ekspor serta kurangnya dukungan infrastruktur bagi pelaku UKM Indonesia untuk eskpor produknya. Hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” pungkas Hanung. (eva)

MIXADVERT JASAPRO