KKP Optimalkan Arkeologi Maritim di Tidore untuk Wisata Bahari

JagatBisnis.com –  Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengoptimalkan pengelolaan wisata bahari di Kota Tidore Kepulauan. Hal itu dilakukan setelah mengkaji dan meriset potensi arkeologi maritim di situs kapal tenggelam. Salah satunya dengan mendiseminasikan hasil riset kajian arkeologi Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT).

Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro, mengatakan, dokumentasi serta diseminasi hasil riset menjadi faktor penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan dan program pemerintah. Oleh karena itu pihaknya terus berusaha mendiseminasikan hasil risetnya agar riset dapat tersampaikan kepada lembaga terkait maupun stakeholders untuk mendorong percepatan pemanfaatan hasil riset serta bermanfaat dalam membuat rumusan kebijakan, regulasi, atau pengembangan teknologi.

“Karena riset arkeologi maritim ini bertujuan untuk pengelolaan wisata bahari berkelanjutan dan penguatan narasi sejarah dan budaya maritim di Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara,” katanya disela acara Temu Media bertema “Menguak Warisan Budaya Maritim dan Bawah Air Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara”, di KKP, Rabu (29/12/2021).

Baca Juga :   KKP Promosikan Peluang Investasi untuk Dukung Penangkapan Ikan Terukur

Dia mengakui, riset ini sempat
mengalami berbagai kendala, tak hanya karena pandemi Covid-19, tetapi juga lokasi dan jarak tempuh dari pengambilan data. Namun demikian, tantangan tersebut bukanlah halangan untuk menguak potensi BMKT di kawasan perairan Indonesia.

“Situs BMKT menjadi salah satu prioritas kami. Tentunya hasil penelitian ini dapat menjadi scientific-based untuk program prioritas, khususnya dalam mengembangkan kampung-kampung perikanan berbasis kearifan lokal, dalam hal ini kampung wisata bahari. Karena pada 2022 akan lomba fotografi bawah air menguak benda bermuatan sejarah di laut Tidore,” imbuhnya.

Baca Juga :   Cetak SDM Unggul, Menteri Trenggono Kukuhkan 1.210 Wisudawan

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Kelautan (Pusriskel), Nyoman Radiarta menjelaskan, salah satu potensi pengembangan pariwisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia adalah wisata selam kapal tenggelam. Karena wisata itu akan menawarkan petualangan baru bagi para penyelam dan memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan masa lalu manusia karena kapal karam adalah Time Capsule bersejarah.

“Pengembangan wisata kapal karam yang sustainable dan bertanggung jawab memerlukan riset sebagai dasar ilmiah untuk bahan pijakan para decision maker di pemerintahan baik pusat maupun daerah. Apalagi, shipwreck diving dapat memberikan pengalaman berbeda yang unik, tidak biasa, spektakuler, inspiratif, dan mempesona kepada para wisatawan penyelam,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala
Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP), Nia Naelul Hasanah Ridwan, menambahkan, pariwisata bahari merupakan segmen pariwisata terbesar, terutama untuk negara dengan pesisir dan pulau-pulau kecil yang mengandalkan ekosistem laut yang sehat. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata harus menjadi bagian dari pengelolaan wilayah pesisir terpadu.

Baca Juga :   KKP Tertibkan Kapal Ikan Indonesia Tak Berizin

“Hal itu dilakukan untuk membantu melestarikan ekosistem yang rapuh dan berfungsi sebagai wahana untuk mempromosikan ekonomi biru. Salah satu wisata bahari yang ditawarkan adalah tentang warisan bawah air Tidore, serta rekonstruksi kapal Trinidad, salah satu kapal dari 5 armada Spanyol ekspedisi Ferdinan Magellan dan Juan Sebastian Elcano yang mempunyai misi menjelajahi bumi mencari rempah ke Spice Islands atau Kepulauan Maluku dan tiba di Tidore 500 tahun lalu pada November 1521,” pungkasnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO