Calon Pengantin Wajib Tahu saat Screening Pranikah

JagatBisnis.com – Berdasarkan survei dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, bahwa kondisi ibu dengan status gizi kurang dari 20 persen akan mengakibatkan stunting pada anak.

Seperti diketahui, masalah stunting di Indonesia menjadi permasalahan serius dan perlu penanganan yang tepat. Bahkan di Surabaya tercatat masih ada sekitar 5 ribu anak yang mengalami stunting.

dr. Rachmad Poedyo A., SpOG, mengatakan, jika stunting bisa dicegah sejak masa pranikah. Lantas bagaimana mempersiapkan kelahiran generasi penerus yang sehat?

Menurut dr. Rachmad, pada saat penapisan (screening) konseling pranikah, nakes harus melakukan penapisan pada calon pengantin wanita (CPW) lewat kegiatan konseling pranikahpranikah.

Saat penapisan tersebut, hal-hal yang harus diwaspadai adalah yakni wanita usia subur (WUS) atau calon pengantin wanita (CPW) dengan tinggi badan kurang dari 150 cm akan menimbulkan risiko stunting pada anak 2,5 sampai 3 kali. Sementara bagi mereka yang tinggi badannya kurang dari 146 cm, memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Baca Juga :   Ini yang Disembunyikan Istri Usai Menikah

“Pada perempuan dengan berat badan kurang dari 45 kg, rata-rata bayi yang dilahirkan memiliki berat 2,7 kg. Dan untuk yang berat badannya 45-54 kg, rata-rata berat bayi yang dilahirkan 2,9 kg,” kata dr. Rachmad, Senin (27/12).

Sementara pada perempuan dengan berat badan lebih dari 55 kg, rata-rata berat bayi yang dilahirkan yakni 3,1 kg. Sedangkan untuk lingkar lengan atas (LILA) yang kurang dari 23 cm, bisa berisiko melahirkan bayi stunting 1,6 kali.

Baca Juga :   Tak Perlu Buru-buru Menikah Meski Usia 25 Tahun, Ini Alasannya

Lebih lanjut, dosen Fakultas Kedokteran Ubaya ini menuturkan, jika berat badan sebelum hamil kurang dari 40 kg batas bawah untuk prediksi BBLR. Demikian pula bila peningkatan berat badan saat hamil kurang dari 8 kg.

“BBLR memiliki risiko menjadi wasting dan stunting 2,5 – 3,5 kali lipat. Untuk itu jangan takut jika berat badan naik saat hamil. Kenaikan berat badan minimal 1,2 kg per bulan atau sekitar 400 gram per pekan. Jadi jangan khawatir, nanti setelah melahirkan bisa turun lagi,” tuturnya.

Terkait penatalaksanaannya, dr. Rachmad menjelaskan, harus memperbaiki higiene oral. Misalnya, jika ada penyakit gigi atau mulut harus segera diobati.

Baca Juga :   5 Kesalahan Memakai Bulu Mata Palsu

“Konseling pranikah ini harus kerja sama dengan dokter gigi juga, tidak bisa dokter umum saja,” jelasnya.

Selanjutnya yakni memperbaiki wash atau sanitasi air yang ada di lingkungan sekitarnya. Lalu, pemberian probiotik juga bisa memperbaiki koloni kuman di dalam usus, sehingga pemberian asupan makro dan mikronutrien bermanfaat untuk meningkatkan berat badan dan tinggi badan.

“Untuk makronutrien terutama protein, sedangkan mikronutrien yang utama adalah zinc,” tambahnya.

Terakhir yakni pentingnya edukasi lewat konseling pranikah terkait pencegahan stunting dalam 100 hari pertama kehidupan (HPK).

“Edukasi ini bisa diberikan pada wanita usia subur atau calon pengantin wanita lewat pre marietal class, dan modul itu bisa meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam mencegah stunting,” pungkasnya.(pia)

MIXADVERT JASAPRO