Masih Banyaknya Masyarakat Tak Mau Gunakan PeduliLindungi saat Masuk Mall

JagatBisnis.com – Pemerintah terus menggencarkan pengawasan seiring terus bertambahnya jumlah kasus varian baru corona B.1.1.529 atau Omicron yang masuk ke Indonesia. Salah satunya melalui penggunaan aplikasi PeduliLindungi.

Namun, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut hingga kini kesadaran masyarakat terkait penggunaan aplikasi tersebut masih sangat rendah. Hal itu terbukti dari masih minimnya kesadaran masyarakat untuk menggunakannya saat hendak masuk ke mal, restoran, atau lokasi publik lainnya.

“Saya lihat banyak rakyat kita yang masuk mal atau masuk restoran suka lupa pakai adalah kewajiban petugas untuk mengingatkan. Kenapa? karena ini membantu kita untuk menyaring kalau misalnya ada orang yang berpotensi menular tapi tidak disiplin masih jalan-jalan tiga hal itu terkait protokol kesehatan,” ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (27/12).

Baca Juga :   Dr. Syahril jadi Jubir Kemenkes, Kemana dr. Nadia?

Selain penggunaan PeduliLindungi, pemerintah, menurut Budi juga tetap menggencarkan strategi pengawasan surveillance salah satunya dengan memperketat karantina bagi siapa pun yang masuk ke wilayah Indonesia.

Hal itu menjadi penting untuk dilakukan mengingat hingga saat ini seluruh 46 kasus omicron yang terdeteksi masuk ke Indonesia seluruhnya berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Sehingga sah-sah saja menurutnya jika pemerintah berlaku tegas kepada mereka, salah satunya dengan mewajibkan karantina.

“Kalau teman-teman tanya wah menyulitkan, memang menyulitkan tapi hanya untuk puluhan ribu rakyat kita yang relatif lebih mampu yang memang Kemarin jalan keluar negeri. Tetapi kita harus melindungi 270 juta rakyat kita yang sekarang sudah kondisinya baik,” ucap Budi.

Baca Juga :   Ditemukan Pasien Pertama Positif Covid-19 Varian Omicron di Indonesia

“Jadi tolong dipahami bahwa proses karantina kedatangan luar negeri untuk warga negara Indonesia akan kita perketat. 98% kasus omicron adalah terjadi karena orang-orang kita pulang dari luar itu yang pertama untuk surveillance,” sambungnya.

Selain itu, pemerintah, menurut Budi juga akan menyebarkan alat tes dengan teknologi baru. Alat tes ini disebut Budi dapat mendeteksi varian jenis omicron dalam kurun waktu 4 hingga 6 jam dibandingkan dengan tes whole genome sequencing (WGS).

“Kita akan menyebarkan teknologi baru untuk tes PCR yang bisa melihat markernya omicron. Kita sudah sebarkan di seluruh pintu-pintu masuk ke luar negeri utama sehingga kita bisa lebih cepat mengidentifikasi omicron menggunakan tes PCR yang cuma 4 sampai 6 jam dibandingkan dengan tes genome sequencing yang bisa sampai antara 3 sampai 5 hari,” ungkap Budi.

Baca Juga :   Pasien Covid-19, Bisa Konsultasi Gratis via Telepon

Di samping itu, kata Budi, Pemerintah juga akan mendatangkan 15 mesin whole genome sequencing baru. Alat yang rencananya akan disebar ke beberapa wilayah di Indonesia itu diharapkan dapat membantu pemerintah daerah untuk mengantisipasi masuknya varian jenis omicron ini ke daerah mereka.

“Terkait surveillance kita juga akan mendatangkan 15 mesin genome sequencing baru mudah-mudahan di awal tahun depan segera datang dan akan kita sebarkan ke seluruh pulau-pulau Indonesia Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua agar tes genome sequencing ini dan juga jaringannya menjadi lebih cepat tidak hanya di jawa saja,” kata Budi. (pia)

MIXADVERT JASAPRO