Masa Tanggap Darurat Erupsi Semeru Berakhir, Kini Masuk Transisi Darurat 90 Hari

JagatBisnis.com  – BNPB melaporkan situasi terkini terkait penanganan erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Sebelumnya, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menerapkan masa tanggap darurat selama 30 hari.

Namun, masa tanggap darurat sudah dinyatakan berakhir pada 24 Desember. Kini Thoriqul menerapkan masa transisi darurat selama 90 hari.

“Penanganan pasca-erupsi Gunung Semeru memasuki masa transisi darurat ke pemulihan. Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan masa transisi darurat ini selama 90 hari,” kata Plt Kapusdatin BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya dikutip Senin (27/12).

Baca Juga :   Citra Satelit Tunjukkan Perubahan Besar di Puncak Gunung Semeru

Abdul menjelaskan, penetapan masa transisi darurat itu berdasarkan surat keputusan Bupati Lumajang bernomor 188.45/556/427.12/2021 tentang Penetapan Peralihan Masa Tanggap Darurat ke Masa Transisi Darurat.

“Salah satu prioritas pada fase ini yaitu percepatan relokasi hunian sementara (huntara),” ucap Abdul.

Abdul menuturkan, berdasarkan data dari Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Erupsi Semeru per Sabtu (25/12), tercatat total rumah rusak mencapai 1.027 unit.

Rumah rusak tersebar di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, dengan kategori rusak berat 505 unit, sedangkan di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, rumah rusak berat 85 unit dan rusak berat 437 unit.

Baca Juga :   LinkAja Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

“Pemerintah daerah terus melakukan persiapan relokasi huntara warga terdampak. Posko menginformasikan dinas terkait membersihkan lahan area lokasi yang telah mendapatkan izin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” ucap Abdul.

Abdul memastikan pembersihan lahan masih berlangsung di Desa Sumbermujur. Selain itu, pemerintah daerah mengerahkan alat berat untuk pelebaran jalan dan pengaspalan. Hal ini untuk mempermudah aktivitas warga nantinya.

Baca Juga :   Korban Semeru Berharap Ada Bantuan Uang

Lebih lanjut, terkait data jumlah pengungsi, tercatat hingga Sabtu berjumlah 9.417 jiwa. Mereka tersebar di 402 titik pengungsian.

“Konsentrasi pengungsian terpusat di 3 Kecamatan, yaitu di Pasirian 15 titik 1.657 jiwa, Candipuro 22 titik 3.897 jiwa dan Pronojiwo 7 titik 1.136 jiwa,” kata Abdul.

“Sedangkan pengungsian di luar Kabupaten Lumajang berada di Kabupaten Malang 9 titik 341 jiwa, Probolinggo 1 titik 11 jiwa, Blitar 1 titik 3 jiwa dan Jember 3 titik 13 jiwa,” tutup dia.(pia)

MIXADVERT JASAPRO