Ekbis  

Gali Potensi Ekspor, Bea Cukai Asistensi UMKM di Berbagai Daerah

JagatBisnis.com – Dalam rangka meningkatkan ekspor dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bea Cukai gencar melakukan kunjungan ke beberapa UMKM untuk melakukan asistensi ekspor. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya mendukung ekspor nasional dan menjalankan tugas dan fungsi Bea Cukai sebagai industrial assistance pada para pelaku usaha dalam negeri.

Kasubdit Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai, Tubagus Firman Hermansjah, pada Jumat (24/12) mengatakan kantor-kantor Bea Cukai, seperti Bea Cukai Cilacap, Pangkal Pinang, dan Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jawa Barat melakukan pembinaan kepada UMKM di wilayah pelayanan masing-masing, agar dapat memahami prosedur ekspor dan mengekspor produknya secara mandiri. Firman menyebutkan, di wilayah Cilacap dan Kebumen, Bea Cukai Cilacap melakukan kunjungan ke Koperasi Mina Sidat Bersatu di Kampung Sidat Kaliwungu Cilacap dan Yuam Roasted Coffee di Ambal Kebumen.

Kabupaten Cilacap merupakan salah satu daerah utama penghasil sidat di pulau Jawa dengan potensi pengembangan di sejumlah kecamatan. Salah satunya berada di Desa Kaliwungu, Kecamatan Kedungreja, Cilacap yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Pemkab Cilacap sebagai Kampung Sidat. Produk dari Koperasi Mina Sidat Bersatu adalah sidat yang telah siap saji, sidat yang hanya diasap, dan sidat mentah yang hanya difillet. Semakin besar ukuran sidat maka harga semakin murah. “Karena jarang orang yang mencari, sehingga produsen harus menjual sidat ketika beratnya 250 sampai dengan 400 gram. Lebih dari 400 gram dikirim ke Hongkong dan vietnam untuk dibuat sop,” jelas Firman.

Baca Juga :   Gali Potensi Ekspor Produk Unggulan Daerah, Bea Cukai Galakkan Sinergi dengan Instansi Lain

Sementara itu di Kebumen, terdapat produsen kopi yang melakukan bisnisnya mulai dari penanaman bibit kopi hingga produk jadi yang dapat dinikmati, yaitu Yuam Roasted Coffee. Terdapati tiga varian kopi, yaitu arabica, robusta, dan kopi nangka yang memiliki cita rasa berbeda dengan kopi yang ditanam di ketinggian. Melihat adanya potensi pengembangan pemasaran produk-produk tersebut ke luar negeri ini, Bea Cukai Cilacap berusaha menggali kendala yang dihadapi para pelaku usaha, seperti kapasitas produksi yang belum mencukupi untuk ekspor karena eskpor minimal sepuluh ton. “Pembesaran lahan tidak dapat dilakukan karena terkendala anggaran, sehingga kami berpesan agar diwujudkan kolaborasi antarpengusaha lainnya, baik pengusaha sidat maupun kopi, untuk mewujudkan UMKM yang lebih maju dan berkembang hingga merambah pasar internasional. Bea Cukai Cilacap pun menyatakan siap memberikan asistensi ekspor,” tegasnya.

Tak jauh berbeda, Bea Cukai Pangkalpinang juga mengunjungi para pelaku usaha UMKM produk madu di Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang dan Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dalam kesempatan tersebut, Bea Cukai menggandeng Pos Pangkalpinang untuk melihat proses produksi dan pengolahan madu hutan hingga menjadi produk madu yang siap dipasarkan.

Baca Juga :   Lewat CVC, Bea Cukai Tingkatkan Intimasi dengan Pengguna Jasa

“Selain melihat proses produksi, Bea Cukai Pangkalpinang juga melakukan dialog dengan perwakilan pelaku usaha UMKM produk madu atas rencana kegiatan ekspor madu, yang meliputi pencarian sumber bahan baku dan komoditas, serta melakukan kerja sama dengan pihak terkait. Dengan diselenggarakan kegiatan ini diharapkan dapat membantu terjalinnya hubungan baik antara Bea Cukai Pangkalpinang dengan pengguna jasa serta pihak terkait untuk mendukung ekspor dan meningkatkan perekonomian nasional,” ujar Firman.

Bukan hanya di level kantor pelayanan, kantor wilayah pun terjun langsung dalam mengasistensi UMKM, seperti yang dilakukan Kanwil Bea Cukai Jawa Barat dengan mendampingi penerima fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor untuk industri kecil dan menengah (KITE IKM). “Kanwil Bea Cukai Jawa Barat mendampingi PT Tjiwulan Putra Mandiri mengikuti kegiatan Festival UMi pada tanggal 17 Desember 2021, yang merupakan ajang pagelaran produk usaha mikro dan juga ajang apresiasi kepada para debitur dan penyalur pembiayaan UMi berprestasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan melalui Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP),” ungkap Firman.

Baca Juga :   Dukung UMKM Go Export, Bea Cukai Berikan Pelatihan Ekspor

Dalam acara tersebut, lanjut Firman, IKM yang memproduksi busana muslim asal Tasikmalaya itu berkesempatan untuk berdialog dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan mengungkapkan bagaimana usaha produksinya semakin maju semenjak menggunakan fasilitas KITE IKM. “Fasilitas fiskal tersebut telah memberikan perusahaan pembebasan bea masuk dan tidak dipungutnya PPN dan PPnBM, serta memberikan kemudahan prosedural. Fasilitas yang telah diberikan ini dapat membantu cashflow perusahaan, sehingga bisa dialokasikan untuk pos lain guna pengembangan usahanya, seperti membayar zakat dan peningkatan gaji karyawan,” katanya.

Ia pun meyakini bahwa kesuksesan PT Tjiwulan juga menjadi kesuksesan Bea Cukai Tasikmalaya yang mendorong PT Tjiwulan untuk memanfaatkan fasilitas KITE IKM serta memberikan pendampingan dan juga asistensi akan hal teknis terkait. “KITE IKM sendiri telah berkontribusi meningkatkan ekonomi Indonesia, dari meningkatnya rasio ekspor dan investasi hingga bertambahnya penyerapan tenaga kerja. Diharapkan pengusaha IKM lain dapat menjadikan PT Tjiwulan Putra Mandiri sebagai contoh success story dari penggunaan fasilitas KITE IKM,” tutupnya.(srv)

MIXADVERT JASAPRO