Studi: Vaksin Booster Moderna Efektif Tangkal Omicron

JagatBisnis.com – Sebuah studi oleh para peneliti Oregon menunjukkan, orang yang divaksinasi penuh memiliki kekebalan super. Vaksin booster Moderna mampu tangkal Omicron.

Tetapi, peneliti memperingatkan meski sudah divaksinasi, orang tetap tidak boleh dengan sengaja mencari infeksi COVID-19.

Seperti dikutip dari USA Today, Selasa, (21/12/2021), data untuk vaksin COVID-19 Moderna memperlihatkan, dosis tambahan sebagai penguat alias vaksin booster moderna efektif Omicron.

Dokter di Johns Hopkins Center for Health Security, Dr. Amesh Adalja mengatakan Omicron tak bisa dihindari dan cara terbaik menghadapinya yakni dengan vaksinasi penuh.

Pihak Moderna mengatakan studi laboratorium darah menunjukkan, 20 orang yang menerima 50 mikrogram booster Moderna memiliki 37 kali jumlah antibodi penetralisir dibandingkan dengan darah orang yang hanya menerima dua suntikan.

Baca Juga :   Kasus Covid-19 Varian Omicron di Inggris Capai 159 Ribu

Moderna telah mengurangi dosis booster menjadi setengah dosis dari dua suntikan untuk membatasi efek samping seperti demam, nyeri otot dan kelelahan.

Sebuah kelompok yang menerima suntikan ketiga dari dosis 100 mikrogram mengalami lompatan 83 kali lipat dalam menetralkan antibodi terhadap Omicron.

Pendiri dan direktur Scripps Research Translational Institute, Dr. Eric Topol, mengatakan, peningkatan sebesar itu tidak diperlukan untuk memberikan perlindungan.

Sebelumnya, sebuah studi yang dirilis awal Desember oleh Pfizer dan mitranya BioNTech menunjukkan, dosis ketiga vaksin COVID-19 mereka meningkatkan antibodi penetral terhadap Omicron lebih dari 25 kali lipat, yang seharusnya melindungi, meskipun studi lanjutan masih diperlukan.

Baca Juga :   Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron, Menkes Siapkan Rumah Sakit dan 16 Ribu Oksigen

Pihak rumah sakit Houston Methodist melaporkan, varian Omicron menyumbang 82 persen dari kasus simtomatik baru.

Varian Omicron penyebab supermayoritas kasus baru
Direktur medis mikrobiologi diagnostik di The Houston Methodist, Dr. S. Wesley Long menuturkan, varian Omicron menjadi penyebab supermayoritas kasus baru di rumah sakit tempatnya bekerja dalam waktu kurang dari tiga minggu.

Sebagai perbandingan, varian Delta membutuhkan waktu tiga bulan selama musim panas sebelum menjadi penyebab lebih dari 80 persen kasus.

Baca Juga :   Corona Melonjak, PTM di DIY Tak Lagi 100 Persen

Para ilmuwan di Afrika pertama kali memperingatkan tentang Omicron kurang dari sebulan yang lalu dan pada 26 November 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkannya sebagai variant of concern. Sejak itu, mutasi virus tersebut muncul di sekitar 90 negara.

Banyak tentang varian omicron masih belum diketahui, termasuk apakah itu menyebabkan penyakit yang lebih parah atau tidak.

Studi awal menunjukkan, mereka yang sudah divaksinasi akan memerlukan suntikan booster demi mencegah infeksi Omicron. Walau sebenarnya tanpa dosis tambahan, vaksinasi masih menawarkan perlindungan kuat terhadap penyakit parah dan kematian.(pia)

MIXADVERT JASAPRO