Omicron Ternyata Tidak Lebih Ganas dari Varian Sebelumnya

JagatBisnis.com – Di tengah ancaman varian baru virus corona B.1.1.529 atau yang lebih dikenal dengan Omicron, kabar baik datang sejumlah ahli kesehatan dunia.

Netcare Group, jaringan perawatan kesehatan swasta terbesar di Afrika Selatan, menyebut Omicron tidak lebih ganas dari varian sebelumnya.

Sejak pertama kali diidentifikasi pada 24 November di Afrika Selatan, Omicron memang telah menyumbang lebih banyak infeksi. Namun di sisi lain, peningkatan infeksi tidak diimbangi dengan peningkatan rawat inap atau kematian.

“Jika, pada gelombang kedua dan ketiga, kami melihat tingkat positif dari tes yang dilakukan, kami akan melihat penerimaan rumah sakit yang sangat signifikan, dan kami tidak melihat itu,” kata CEO Netcare Group, Dr Richard Friedland, seperti dikutip Bloomberg.

Baca Juga :   Benarkah Varian Baru Omicron Bisa Turunkan Efektivitas Vaksin?

“Jadi saya benar-benar berpikir ada hikmahnya di sini, dan ini mungkin menandakan akhir dari Covid-19, dengan melemahkan dirinya (Omicron) sedemikian rupa sehingga sangat menular tetapi tidak menyebabkan penyakit parah. Itulah yang terjadi dengan flu Spanyol,” tambahnya.

Pandemi Flu Spanyol pada 1918, penyakit tersebut menewaskan sekitar 25 hingga 50 juta orang di dunia. Tetapi dua tahun setelahnya, pada 1920, penyakit itu telah berkembang menjadi bentuk yang jauh lebih tidak mematikan, yang pada dasarnya hanya menyebabkan flu biasa.

Baca Juga :   Penerapan Pelacakan Omicron Penting untuk Tentukan Lockdown

Situasi tersebut, kata Friedland, cukup serupa dengan yang terjadi saat ini, di mana gejala yang dialami sangat ringan hingga sedang, khususnya bagi mereka yang telah divaksinasi.

“Ini masih terlalu dini, tapi saya tidak terlalu panik,” ucapnya.

Baca Juga :   Jakarta Alami Kenaikan Kasus Positif COVID-19 Dalam Seminggu Terakhir

Ia berpendapat, ketika mutasi baru tidak lebih parah dari Delta, maka pandemi akan seperti flu.”Ini berpotensi (akan terjadi) evolusi seperti yang kita lihat dengan Flu Spanyol, yang akhirnya tidak hilang dengan sendirinya, tetapi menjadi jauh lebih tidak ganas,” jelasnya.

Selain Friedland, optimisme tersebut juga disampaikan oleh ahli dari Universitas Witwatersrand Afrika Selatan, Sharbir Madhi. Ia mengatakan bukti sejauh ini menunjukkan sebagian besar terobosan hasil infeksi Omicron hanya dalam gejala ringan.”Bagi saya, itu adalah sinyal positif,” katanya.(pia)

MIXADVERT JASAPRO