Pentingnya Kontribusi Sawit untuk Energi Baru Tarbarukan

Ilustrasi Kelapa Sawit

JagatBisnis.com – Indonesia memiliki peran penting dalam percepatan realisasi program energi baru terbarukan. Karena Indonesia memiliki sumber minyak nabati yang sangat luas. Salah satunya kelapa sawit dengan kontribusi sekitar 64 persen terhadap pasokan minyak sawit global. Bahkan pada tahun 2020, Indonesia memiliki peran 23 persen dari minyak nabati global. Apalagi, kelapa sawit sebagai komoditas nasional adalah penyumbang devisa terbesar ke negara.

“Dunia saat ini sedang berlomba dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan mendorong realisasi energi baru terbarukan. Kondisi tersebut mengharuskan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia, untutk mempercepat realisasi bauran energi baru terbarukan,” Kepala Bidang Riset dan Teknologi Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Jummy Bismar Martua Sinaga, yang juga Biofuel Commercial Senior Manager Apical Group dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (20/11/2021).

Dia menjelaskan, negara ini sangat kaya akan minyak nabati, terutama minyak kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit Indonesia yang seluas 14,8 juta hektar masih dapat ditingkatkan produktivitasnya Sehingga produksi minyak sawit tahun 2020 melebihi 50 juta ton masih sangat memungkinkan ditingkatkan dengan luasan lahan yang sama. Maka, program biodiesel, baik B30, B40, ataupun B50 dapat didukung oleh perkebunan kelapa sawit nasional.

Baca Juga :   Kelapa Sawit Kini tak Lagi Layak untuk Biodiesel

“Percepatan program realisasi program energi baru terbarukan ini perlu disokong oleh kesiapan dari para pemangku kepentingan, baik pemerintah, sektor swasta dan tentunya dukungan para petani sawit untuk lebih berinovasi untuk meningkatkan produktivitas dan menghasilkan produk sawit yang memiliki nilai tambah yang tinggi,” ungkapnya.

Baca Juga :   Industri Sawit Andalan Ekonomi di Indonesia Timur

Dia mengungkapkan, data dari APROBI di bulan Juli 2021, produksi biodiesel mencapai 4.5 Juta Metric Ton (MT) per tahun dengan kebutuhan domestik 4 Juta MT dan diperkirakan penyerapan biodiesel hingga akhir tahun 2021 sekitar 8.3 juta MT. Sedangkan di tahun 2022, diperkirakan kapasitas biodiesel mencapai kurang lebih 15 Juta MT per tahun.

“Sebagai salah satu perusahaan terbesar yang mengolah biodiesel, kami saat ini memiliki kapasitas 2 juta MT per tahun 2021. Sehingga kami turut berperan dalam kontribusi energi baru terbarukan di Indonesia. Kami pun sudah bersiap diri dalam meningkatkan produksinya agar mampu memenuhi kebutuhan pasar,”ujar Jummy.

Baca Juga :   Akreditasi Edukasi Kelapa Sawit, Guna Kurangi Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi

Dia menjelaskan, peran biodiesel sangat besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan keamanan energi. Di tahun 2020, biodiesel berkontribusi mengurangi emisi 22.48 juta ton CO2 ekuivalen dan diperkirakan akhir 2021 berkontribusi mengurangi emisi 25.4 juta ton CO2 ekuivalen.

“Di tahun yang sama, biodiesel juga berkontribusi sekitar 7,8 persen terhadap target energi penurunan emisi GRK sebagai Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia di tahun 2030,” tegasnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO