Tunggu BPOM, Sebelum Pakai Vaksin Kedaluwarsa

JagatBisnis.com –  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menunggu hasil evaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bisa atau tidaknya memakai vaksin virus Covid-19 yang sudah kedaluwarsa.
Hal ini merespons temuan sekitar 5.000 dosis vaksin AstraZeneca di NTT dan 4.000 vaksin Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang kedaluwarsa.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, ribuan dosis vaksin Covid-19 yang kedaluwarsa itu sampai saat ini masih berada di pemerintah daerah masing-masing. Dipastikan, vaksin tersebut belum digunakan. Oleh karena itu, pihaknya meminta agar pemerintah daerah lebih berhati-hati pada kesiapan logistik vaksinasi.

“Kami berharap kedepannya, hal seperti ini tak terulang lagi. Oleh sebab itu, seluruh pemerintah daerah baik yang berada di level provinsi maupun kabupaten/kota untuk tidak menunda-nunda program vaksinasi virus corona di daerahnya masing-masing,” katanya, Sabtu (13/11/2021).

Baca Juga :   Ini Alur Verifikasi bagi WNI dan WNA yang Vaksin di Luar Negeri

Dia menjelaskan, program vaksinasi nasional tak lain adalah untuk memberikan proteksi tambahan bagi warga negara Indonesia agar tidak rentan terpapar Covid-19. Selain itu, upaya pemerintah untuk mendapatkan stok vaksin Covid-19 yang terbatas di dunia bukanlah sebuah hal yang mudah.

Baca Juga :   Syarat Penerbangan Baru, Kini Naik Pesawat Tak Perlu PCR

“Kami berharap ini jadi pembelajaran bagi daerah lain untuk lebih hati-hati dalam mengelola logistik vaksin. Percepat laju vaksinasi supaya vaksin segera digunakan secara optimal,” paparnya.

Perlu diketahui, per Jumat (12/11/2021), setidaknya sudah 129.089.388 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara itu, baru 82.818.492 orang yang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia. Jadi, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang baru menyentuh 61,98 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 39,77 persen. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO