China Siapkan Hukuman Bagi Pendukung Kemerdekaan Taiwan

JagatBisnis.com – Pemerintah China akan menjatuhkan hukuman seumur hidup bagi pendukung kemerdekaan Taiwan. Bahkan, target orang yang menerima hukuman tersebut daftarnya sudah disusun.

Juru bicara Kantor Hubungan Taiwan di China menjelaskan, pihaknya sudah menyusun daftar orang yang menjadi target hukuman tersebut. Daftar itu mencakup nama Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang; Ketua Parlemen Taiwan, You Si-kun; dan Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu.

“Orang-orang yang masuk dalam daftar tersebut adalah orang yang keras kepala mendukung kemerdekaan Taiwan,” kata Pemerintah China, seperti di
dilansir Reuters, Sabtu (6/11/21).

Baca Juga :   Pasca Temuan Varian Omicron, China Lockdown dan 540 Ribu Penduduk Dikarantina

Sementara itu, Juru bicara Kantor Hubungan Taiwan, Zhu Fengliang, mengatakan orang di daftar hitam itu tak akan diperbolehkan masuk wilayah China daratan, Hong Kong, dan Macau seumur hidup.

“Selain itu, mereka juga dilarang bekerja sama dengan entitas atau orang dari China daratan. Perusahaan dan entitas yang memberikan keuntungan bagi orang dalam daftar itu juga tak diperbolehkan menarik keuntungan dari China,” bebernya.

Baca Juga :   Hari Ini Umat Islam di China Rayakan Idul Fitri

Menurutnya, keputusan ini diperkirakan bakal memukul politikus-politikus Taiwan. Selama ini, politikus Taiwan biasanya bergantung pada donasi dari perusahaan-perusahaan untuk membiayai kampanyenya. Maka, dengan keputusan ini, China ingin mengirimkan pesan, pendukung kemerdekaan Taiwan adalah “mereka yang lupa leluhur, mengkhianati tanah air dan memecah belah bangsa, dan tak akan berakhir bahagia dan dihakimi sejarah.”

Baca Juga :   China Sebut Rusia Bersedia Adakan Pembicaraan Perdamaian

“Ini pertama kalinya China mengumumkan hukuman pasti bagi pendukung kemerdekaan Taiwan. Aturan ini diumumkan ketika relasi China dan Taiwan memanas dalam beberapa bulan belakangan. Selama ini, China menganggap Taiwan masih menjadi bagian dari wilayah kedaulatan mereka di bawah prinsip “Satu China” yang diusung selama ini. Namun, Taiwan terus bertekad untuk memisahkan diri,” pungkasnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO