Menkeu Sebut RI Cepat Pulih dari Varian Delta Dibanding Negara Lain

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantornya.

JagatBisnis.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa tidak semua negara dapat dengan cepat mampu pulih dari varian delta COVID-19, terutama dari sisi ekonomi.

Dia mengatakan, Indonesia mampu dengan cepat mengendalikan sebaran varian tersebut. Sehingga data-data penyebaran COVID-19 saat ini sudah sangat rendah.

Pada 23 Oktober 2021, Menkeu mengatakan, kasus harian COVID-19 Indonesia yang bertambah 802 pasien adalah terendah sejak Juni 2020. Pada 24 Oktober 2021 pun jumlahnya kian turun menjadi 623 pasien.

Baca Juga :   Inilah Tiga Tantangan yang Harus Ditaklukan Dunia, Termasuk Indonesia

Data kasus harian tersebut menurutnya turun tajam dari kondisi pada Juli 2021 yang menjadi puncak penyebaran varian delta hingga mencapai lebih dari 50 ribu kasus.

“Ini semua hal yang luar biasa bagus. Karena kalau bisa diakui, di seluruh negara dalam menghadapi delta varian, mereka tidak selalu cukup efektif dalam waktu yang relatif cepat,” kata dia saat konferensi pers, Senin, 25 Oktober 2021.

Dia pun melanjutkan, penurunan kasus harian ini diiringi dengan rendahnya kasus aktif yang sebanyak 14.803 pasien, kematian 23 orang dan Bed Occupancy Ratio Wisma Atlet 2,6 persen.

Baca Juga :   Kemenkes: Varian Turunan Delta di Indonesia Serupa di Singapura

“Untuk bisa menurunkan dan mengendalikan kembali meskipun dengan jumlah vaksinasi yang cukup besar, negara di Eropa, Amerika bahkan RRT sekarang sedang menghadapi meskipun cakupan vaksinasi mereka cukup besar,” tegasnya.

Sri mengatakan, dari sisi indikator ekonomi, Indonesia juga mencatatkan kinerja yang positif di banding negara-negara lain, khususnya di negara-negara utama ASEAN.

Baca Juga :   Sri Mulyani Beri Kuliah buat Para Menteri Keuangan Afrika

Berdasarkan data PMI Manufaktur pada September 2021, indeks kinerja manufaktur Indonesia mencatatkan ekspansi yang kembali solid di level 52,2.

Angka indeks tersebut ditegaskannya lebih tinggi dibandingkan Filipina yang sebesar 50,9, Thailand 48,9, Malaysia 48,1 dan Vietnam 40,2.

“Ini tidak berarti delta varian dan COVID selesai. Ekspansi manufaktur yang ditunjukkan sudah sebesar 52,2 dan di berbagai negara ASEAN juga mulai menunjukkan pemulihan. Indonesia yang tertinggi diantara ASEAN 5,” ujar dia. (pia)

MIXADVERT JASAPRO