Erdogan ‘Tendang’ 10 Dubes Termasuk Amerika Serikat

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

JagatBisnis.com  – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memerintahkan Kementerian Luar Negerinya untuk mengusir 10 duta besar negara termasuk Amerika Serikat (AS).

Perintah pengusiran tersebut merupakan buntut desakan 10 negara yang menuntut pembebasan terhadap Osman Kavala.

Menurut Reuters, Minggu (24/10/2021), sepuluh dubes yang ditendang dari Ankara adalah Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Mereka dikecam atas tindakannya membuat pernyataan bersama pada 18 Oktober 2021 berisi seruan penyelesaian yang adil dan cepat untuk kasus Kavala.

Baca Juga :   Pemerintahan Baru Taliban Ditolak AS

Tujuh dari duta besar yang mewakili sekutu NATO-nya. Ini bakal membuka keretakan terdalam antara Turki dengan Barat dalam 19 tahun kekuasaan Erdogan.

“Saya memberikan perintah yang diperlukan kepada menteri luar negeri kami dan mengatakan apa yang harus dilakukan: 10 duta besar ini harus dinyatakan persona non grata (tidak diinginkan) sekaligus. Anda akan segera menyelesaikannya,” kata Erdogan dalam pidatonya di kota barat laut Turki, Eskisehir, Sabtu, (23/10/2021).

“Mereka akan tahu dan mengerti Turki. Pada hari mereka tidak tahu dan mengerti Turki, mereka akan pergi,” katanya yang disambut sorak-sorai hadirin.

Baca Juga :   Ledakan Bom di Istanbul Tewaskan 6 Orang dan Puluhan Orang Terluka

Dalam pernyataan bersama pada 18 Oktober, dubes Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, Selandia Baru, dan AS menyerukan penyelesaian yang adil dan cepat untuk kasus Kavala. Mereka juga menuntut pembebasan mendesak. Para dubes tersebut kemudian dipanggil oleh kementerian luar negeri Turki yang menyebut pernyataan itu tidak bertanggung jawab.

Kavala, seorang donatur untuk banyak kelompok masyarakat sipil, telah dipenjara selama empat tahun, didakwa membiayai unjuk rasa nasional pada 2013 dan keterlibatan dalam kudeta yang gagal pada 2016. Dia tetap dalam tahanan sementara persidangan terakhirnya berlanjut, dan menyangkal tuduhan tersebut.

Baca Juga :   Usai Tentara AS Pulang, Taliban Deklarasi Kemerdekaan Penuh

Kavala dibebaskan tahun lalu dari tuduhan terkait dengan protes 2013, tetapi keputusan itu dibatalkan tahun ini dan digabungkan dengan tuduhan terkait dengan upaya kudeta.

Kelompok-kelompok hak asasi mengatakan kasusnya adalah simbol dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat di bawah Erdogan. (pia)

 

MIXADVERT JASAPRO