Demi Jemaah Umrah, Indonesia Sinkronisasi PeduliLindungi dengan Tawakkalna

JagatBisnis.com –  Pemerintah tengah berupaya melakukan sinkronisasi aplikasi PeduliLindungi dengan Tawakkalna milik pemerintah Arab Saudi.
Adapun sinkronisasi itu dilakukan agar jemaah dari Indonesia bisa kembali melaksanakan ibadah umrah 1443 Hijriah/2022 Masehi mendatang.

“Jadi selama ini sudah ada pembicaraan tingkat teknis antara kedua belah pihak, terutama antara Kementerian Kesehan (Kemenkes) Indonesia dan Kemenkes Arab Saudi. Pembicaraan itu membahas terkait sinkronisasi kedua aplikasi tersebut,” kata Konsul Jenderal RI di Jeddah, Eko Hartono dalam diskusi daring, Jumat (21/10/2021)

Menurutnya, kedua aplikasi itu memiliki fungsi untuk memberitahukan status vaksin jemaah apakah sudah lengkap atau belum. Apabila diketahui belum lengkap, maka jemaah tersebut tidak boleh masuk dalam lingkungan Maajidil Haram dan Masjid Nabawi.

Baca Juga :   Kisaran Biaya Umrah Rp40 Juta Plus Karantina dan PCR

“Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai Covid-19 di negara itu. Apalagi, Arab Saudi sudah membuka Maajidil Haram dan Masjid Nabawi untuk kapasitas 100 persen. Jadi tidak ada lagi jaga jarak dan pembatas,” tegasnya.

Baca Juga :   Kabar Terkini Persiapan Umrah 2021

Dia menjelaskan, sampai saat ini Indonesia belum diperbolehkan mengirim jemaah umrah karena masih dalam tahap pertimbangan oleh pemerintah Arab Saudi. Begitu pula dengan visa yang sampai saat ini belum dibuka aplikasinya oleh Arab Saudi.

“Jadi mohon ditunggu dulu sampai nanti ada kesepakatan bilateral mengenai pelaksanaan umrah ini, sehingga nanti para jemaah bisa berangkat,” ungkapnya.

Sementara terkait nota diplomatik yang diterima Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kata Eko, bukan berarti menandakan Indonesia sudah bisa menyelenggaran umrah.
Tetapi, Indonesia baru mendapat pemberitahuan, Pemerintah Arab Saudi tengah mempertimbangkan agar Indonesia bisa mengirim jemaah umrah.

Baca Juga :   Jamaah yang Pulang Umroh Wajib Karantina selama 7 Hari

“Yang paling penting sekarang adalah, bagaimana petugas Arab Saudi itu bisa membaca sertifikat vaksin kita. Ini yang belum bisa dan mereka masih mencoba untuk membuat barcode yang dimiliki di PeduliLindungi agar bisa dibaca oleh petugas Saudi. Tapi sampai saat ini hal itu belum bisa dilakukan,” pungkasnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO