Lemahnya Penanganan COVID-19 di Indonesia

JagatBisnis.com – Anggota Komisi IX DPR RI, Alim Partaonan Daulay menerangi penemuan tim LaporCovid- 19 yang menulis kalau ada 2. 313 penderita isoman COVID- 19 yang meninggal bumi di luar rumah sakit.

Bagi Alim, penemuan ini membuktikan berbagai kelemahan dalam penindakan orang yang terhampar, telebih lagi informasi yang disampaikan itu dapat saja berlainan dengan informasi yang dipunyai penguasa.

Alim mengatakan, salah satu titik lemas penindakan COVID di Indonesia awal, rumah- rumah sakit dan sarana kesehatan tidak sanggup menampung seluruh yang terhampar. Ini teruji dengan banyaknya yang dirawat di luar rumah sakit.

Baca Juga :   Pasca Temuan 140 Kasus Baru, Kota Xian China Lockdown

” Yang meninggal saja kan jumlahnya mencapai 2. 313. Tentu jumlah yang isoman berkali- kali bekuk dari jumlah itu. Mayoritas dari mereka itu memilah isoman karena tidak tertampung di rumah- rumah sakit dan faskes- faskes yang terdapat,” tutur Alim, pada reporter, Jumat 23 Juli 2021

Kedua, tutur Alim, kejadian ini pula membuktikan keterbatasan daya kedokteran yang ada. Buktinya, LaporCovid- 19 menjelaskan kalau mereka yang isoman itu tidak sempat dikunjungi ataupun dihubungi pihak daya kedokteran, dan

ini dapat terjadi karena daya kedokteran yang terdapat terfokus di rumah- rumah sakit dan faskes- faskes.

Baca Juga :   PPKM Level 3, Pakar: Patut Diwaspadai Tingginya Mobilitas Jelang Akhir Tahun

” Kita amat pilu melihat kenyataan ini. Karena, mereka yang menemukan atensi dan penyembuhan sungguh- sungguh juga banyak yang tidak dapat terbantu. Apalagi yang tidak diperhatikan dan tidak menyambut penyembuhan yang mencukupi,” ucap Saleh

Ketiga, informasi yang disampaikan ini membuktikan terdapatnya kelemahan dari bagian pendataan. Artinya, aparat yang sebaiknya membukukan tidak sanggup menjangkau seluruh yang terhampar.

Ini pasti amat mengalutkan dalam melukiskan zoonasi tingkatan keterpaparan sesuatu wilayah khusus.” Pemetaan itu amat berarti. Dari sana dapat diformulasikan kebijaksanaan terbaik yang harus didapat dalam skala wilayah khusus. Tanpa pemetaan, tidak jelas arah penindakan yang dilakukan,” ujarnya

Baca Juga :   Rusun Pasar Rumput dan Nagrak Tetap Siaga Meski Tak Ada Pasien COVID-19

Terkait penemuan ini, penguasa didesak untuk memberikan asumsi dan reaksi, termasuk langkah- langkah yang akan didapat dalam menyikapi perihal itu. Jika membolehkan, butuh dilakukan penyerentakan informasi antara yang dipunyai penguasa dan yang diluncurkan LaporCovid- 19.

” Kita penghargaan apa yang telah dilakukan LaporCovid- 19. Semoga saja, apa yang disampaikan itu dapat ditindaklanjuti penguasa. Targetnya, semua anggota warga dapat memiliki akses penuh kepada pelayanan kesehatan,” ucapnya. (ser)

MIXADVERT JASAPRO