Hasil Investigasi Komnas KIPI, Kematian Usai Vaksinasi Bukan Karena Vaksin AstraZeneca

JagatBisnis.com – Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) mengumumkan hasil investigasi bahwa kematian yang sebelumnya diduga akibat vaksin AstraZeneca dipastikan tidak benar.

“Kasus KIPI terakhir yang sudah kami investigasi, setelah mengkaji data rekam medis pasien dan pemeriksaan laboratorium, bisa disimpulkan bahwa kasus tersebut disebabkan oleh penyebab lain, tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca,” ungkap Ketua Komnas KIPI, Prof.Dr.dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K)., M.TropPaed, pada Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan di FMB9ID_IKP, belum lama ini.

Prof Hindra melanjutkan bahwa proporsi KIPI yang dilaporkan masyarakat Indonesia mengenai AstraZeneca lebih rendah daripada data hasil uji klinis fase I hingga III vaksin tersebut. Artinya, vaksin AstraZeneca dipastikan aman untuk digunakan.

Hasil investigasi Komnas KIPI diperkuat juga dengan keterangan dr Ellen Sianipar, SpA(K), Ketua Komda PP KIPI Provinsi DKI Jakarta, bahwa sampai sekarang KIPI yang ditemukan khususnya di DKI Jakarta masih bersifat ringan seperti demam yang kemudian bisa hilang dengan sendirinya setelah satu-dua hari.

Baca Juga :   Covid-19 Melandai, Beijing Mulai Izinkan Tatap Muka SD dan SMP

“Vaksin AstraZeneca sendiri sebelumnya sudah diberikan kepada anggota TNI dan Polri sejak akhir Maret lalu. Untuk masyarakat umum baru diberikan pada Mei. Sampai saat ini vaksinasi menggunakan AstraZeneca masih berlangsung dan kami berharap masyarakat masih percaya dengan vaksin tersebut,” tambah dr Ellen dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal Indonesia, Rabu (26/5/2021).

Lebih lanjut, dikatakan dr Jane Soepardi, MPH., Dsc, seorang pakar imunisasi, vaksin AstraZeneca adalah vaksin yang saat ini paling banyak digunakan di seluruh dunia. Jumlah kasus Covid-19 global saat ini pun sudah mulai menurun karena adanya program vaksinasi.

Baca Juga :   Melonjak Tajam, India Kremasi 80 Jasad Covid-19 Tiap Hari

“Kasus Covid-19 seperti di Amerika dan Eropa yang dulunya tinggi, kini sudah menurun, salah satunya faktornya adalah masifnya program vaksinasi,” terang dr Jane.

Perlu diketahui bahwa KIPI usai divaksinasi AstraZeneca pada kelompok lanjut usia lebih rendah dibandingkan kelompok umur lainnya. Ini pun sejalan dengan hasil penelitian yang mana menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca lebih aman untuk lansia dibanding kelompok usia lainnya.

“Jika merujuk pada hasil penelitian yang ada, vaksin AstraZeneca itu lebih aman diberikan kepada lansia dengan angka kematian, sakit berat, dan dirawat di rumah sakit yang telah menurun di Inggris,” tambah Prof Hindra.

Gejala yang perlu mendapat perhatian khusus usai divaksinasi, sambung Prof Hindra, adalah sakit kepala hebat, penglihatan kabur, sesak napas, sakit perut, dan pembengkakan tungkai.

Baca Juga :   Kecewanya Ridwan Kamil Target Vaksinasi COVID-19 Tahap Satu Meleset

“Jika gejala-gejala itu terjadi pada tubuh Anda usai divaksin, maka lebih baik segera melapor supaya diberi petunjuk apakah perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak,” saran Prof Hindra.

“Sebetulnya kalau masyarakat jujur mengatakan ada masalah kesehatan, akan sangat membantu sekali. Apabila sakit, sebaiknya kita berobat terlebih dahulu sebelum divaksinasi. Karena vaksinnya takutnya nanti mubazir di dalam tubuh kita sehingga tidak efektif membentuk antibodi. Akibat lainnya, apabila seseorang jatuh sakit dan diduga terkait vaksinasi bisa memperlama program vaksinasi,” ujar dr. Jane.

“Harus diingat juga oleh masyarakat, kemungkinan kita tertular Covid-19 masih ada karena vaksin tidak memproteksi kita seratus persen. Artinya kita tetap harus menjaga protokol kesehatan untuk menjaga diri kita dan orang lain,” tambah dr. Jane.(HAB)

MIXADVERT JASAPRO