Kasus COVID-19 di Balikpapan Meningkat Usai Lebaran

JagatBisnis.com –  Permasalahan COVID- 19 di Kota Balikpapan bertambah usai Ramadhan dan Idul Fitri. Ialah, 25 permasalahan positif terkini di hari Sabtu 15 Mei 2021 dan 22 permasalahan di hari Minggu, 16 Mei 2021.

Dalam luncurkan Satgas Penindakan COVID- 19 Kota Balikpapan dituturkan, dari 22 permasalahan positif terkini, 9 permasalahan dari riwayat suspek, 6 permasalahan ditemukan melalui pencarian, 3 permasalahan pelaku ekspedisi dan 4 permasalahan riwayat orang tanpa gejala( OTG).

Tetapi, jumlah penderita membaik masih lebih banyak. Terdapat yang berakhir pengasingan sebesar 33 permasalahan, yaknidari Rumah Sakit Bhayangkara 4 penderita, Rumah Sakit Hermina 9 penderita, RSUD Beragama 3 penderita, dari Mes Haji Batakan 6 penderita, dan pengasingan mandiri 11 penderita.

Baca Juga :   7.339 Pasien Covid-19 Dirawat di RS Wisma Atlet Kemayoran, 10 Persennya Anak-anak

” Alhamdulillah tidak terdapat yang meninggal bumi dari memo hari ini,” tutur Kepala Dinas Kesehatan( Kadinkes) Balikpapan dokter Andi Sri Juliarty.

Sampai hari ini sudah 16. 432 permasalahan positif di Balikpapan dan 15. 580 membaik, 586 meninggal bumi. Lalu saat ini terdapat 78 penderita yang menempuh pemeliharaan di rumah sakit, dan terdapat 208 penderita yang menempuh pengasingan mandiri.

Baca Juga :   Kendalikan Kerumunan Pasca-Lebaran, Ini Strategi Bandung yang Dilakukan

Sementara itu dari Perumahan Bhumi Nirwana di Balikpapan Utaramenjadi alam merah setelah sejumlah warganya dari sebagian rumah terhampar COVID- 19 sebagian hari saat sebelum Idul Fitri lalu, satu rumah diklaim sudah berakhir menempuh pengasingan mandiri.

” Tetapi satu rumah ini bukan bagian dari kluster rumah ibadah yang jumlah pasiennya 24 orang itu,” tutur dokter Juliarty.

Masih terdapat 7 rumah lagi yang penghuninya menempuh pengasingan mandiri. Mereka inilah yang terhampar COVID- 19 di langgar di area itu saat menempuh ibadah selama Ramadan.

Baca Juga :   RSUP Persahabatan Siapkan Gedung Khusus untuk Antisipasi Lonjakan COVID-19

” Jadi masih alam merah ini Bhumi Nirwana,” tutur dokter Juliarty.

Sebutan alam merah berawal dari kebijaksanaan Pemberlakuan Pemisahan Kegiatan Warga( PPKM) Mikro, yang diaplikasikan di area Damai Orang sebelah( RT), di mana satu RT beranggotakan antara 75- 100 kepala keluarga, ataupun jumlah warganya dapat mencapai 600 jiwa.

Alam merah artinya di area RT itu terdapat lebih dari 5 rumah yang penghuninya terhampar COVID- 19.(ser)

MIXADVERT JASAPRO