Pernah Ditahan selama 7 Bulan Kini La Nyalla Miliki Mobil Pelat R1-7

La Nyalla Mahmud Matalitti.

JagatBisnis.com –  Pada peringatan Hari Pers Nasional( HPN) 2021 dan HUT Ke- 75 Aliansi Reporter Indonesia( PWI), julukan Pimpinan Badan Perwakilan Wilayah( DPD) RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti didaulat sebagai figur lem kebhinekaan.

La Nyalla, teguran akrabnya, merupakan salah seorang figur nasional yang dianugerahi apresiasi oleh PWI Provinsi Jawa Timur. Satu lagi merupakan Menteri Dusun PDTT Abdul Halim Iskandar sebagai figur nasional rezim.

Lahir di Jakarta, 10 Mei 1959, tetapi besar di Surabaya. Ia merupakan seorang pengusaha yang dapat dikatakan berhasil, dan terdaftar sebagai seseorang yang hobi berorganisasi.

Ekspedisi hidup pria berdarah Bugis itu penuh belokan. Bukan saja jalur curam, tetapi jalur hitam didakinya. Ekspedisi hidupnya terekam dalam novel biografinya bertajuk” Hitam- Putih”, buatan cendikiawan Sam Abede Pareno. Dikeluarkan 2009, tepat pada peringatan 50 tahun umurnya saat itu.

” Aku dahulu dekat dengan bumi malam. Orang berikan tanda aku sebagai orang yang hidup di bumi gelap. Supaya saja, itu atas pandangan kasat mata mereka. Padahal aku berceramah di situ. Aku berikan akibat, dan berikan warna. Tetapi biarlah orang memperhitungkan apa,” ucapnya.

Tetapi, kala La Nyalla menginjak umur 40 tahun, ia menyudahi dari aktivitas bumi malam.

” Setelah menyudahi, aku berceramah dengan cara yang berlainan. Sebagai pengusaha, aku berceramah dengan harta yang dititipkan Allah pada aku,” urainya.

Saat ini, La Nyalla memang dikenal sebagai pengusaha berhasil, dan penggerak badan yang setelah itu merambah bumi politik, sebagai Pimpinan DPD RI era abdi 2019- 2024.

Ia pula kolektor barang peninggalan Keris yang dimaknai- nya sebagai ajaran hidup. Cara pembuatan keris yang terstruktur dari beragam faktor. Dengan kombinasi batu bintang jatuh dari langit, dan ditempa dengan bogem mentah dan panas api, merupakan cerminan ekspedisi hidup orang mengarah tujuan sempurna.

“ Sangat tidak, semacam seperti itu ekspedisi hidup aku,” ucap- nya lembut.

Meniti dari bawah

La Nyalla belia sempat bertugas serabutan, mulai jadi pengemudi angkutan kota tujuan Wonokromo- Jembatan Merah Surabaya sampai pengemudi minibus L- 300 tujuan Surabaya- Malang.

Beliau pula luang mempelajari pekerjaan sebagai ahli pengobatan penyakit dengan cara penyembuhan pengganti. Sejumlah golongan warga, dari orang dagang kali 5 hingga dosen, luang jadi pasien- nya. Tetapi, karena tidak ingin dicap sebagai cenayang, La Nyalla tidak buka aplikasi lagi.

” Hidup memang bukan semacam sebentang garis lurus di denah. Tidak terdapat hidup yang tanpa belengkokan. Karena orang memang senantiasa dihadapkan pada banyak tantangan. Di mana juga dan bila juga,” tutur- nya.

La Nyalla dilahirkan dari keluarga Bugis. Kakeknya, Haji Mattalitti, merupakan saudagar Bugis- Makassar terkenal di Surabaya. Ayahnya, H. Mahmud Mattalitti merupakan dosen fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya.

Sempat berprofesi sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum di kampus negara itu, tetapi La Nyalla tidak sempat menggunakan julukan besar keluarga dalam hidupnya.

Menginjak berusia, La Nyalla memilah bermukim di lingkungan Kuburan Sunan Giri, Gresik, dan di situ menghimpun banyak masyarakat kurang sanggup.

Beberapa di antara lain justru segerombol orang yang kerap dicap sebagai bandit oleh warga, yang setelah itu dibawa untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Hasilnya, La Nyalla memiliki ribuan pengikut loyal sampai saat ini.

” Jika Kamu melihat aku semacam saat ini, itu karena niat aku bundar. Kegiatan benar- benar, tetapi tetap berserah diri pada Allah,” tutur pengusaha arsitektur ini.

Titik awalnya sebagai pengusaha merupakan kala beliau berani membuat demonstrasi bisnis dengan julukan Daya cipta Anak Belia Indonesia( Kita) pada tahun 1989 di Surabaya.

Demonstrasi yang disponsori PT Maspion itu ternyata membuat ambruk La Nyalla karena tidak berhasil. La Nyalla juga lalu terbelit pinjaman. Bahkan, pemilik industri arsitektur dengan bendera PT Airlanggatama Nusantarasakti itu luang berpikir untuk” buang handuk” dari bumi upaya.

Tetapi, mantan pimpinan Gabungan Pengusaha Belia Indonesia( HIPMI) Jatim ini memutuskan kembali bangun.

Ia kembali melobi PT Maspion untuk jadi patron demonstrasi selanjutnya, lalu demonstrasi dengan julukan brand yang terkini” Surabaya Expo” yang ternyata sukses.

Kegiatan yang berjalan sejak tahun 1990 itu berkibar dan jadi skedul tahunan di Kota Surabaya sampai 2001. Dari jalur inilah La Nyalla dikenal oleh golongan pengusaha dan rezim. Kapak bisnis- nya juga ayal tetapi tentu di kepakan dengan yakin diri.

“ Dari kisah hidup itu, aku berlatih tentang maksud kegiatan keras dan berani menanggapi tantangan. Tetapi sekali lagi, wajib tetap kecil batin dan berserah diri. Jika saat itu aku buang handuk, aku tidak akan semacam saat ini,” ucapnya.

Saat ini, tidak hanya fokus sebagai pengusaha dan pimpinan biasa KADIN Jatim, La Nyalla pula mengabdikan dirinya untuk sejumlah badan sosial kemasyarakatan dan pekerjaan, semacam saat ini sebagai pimpinan MPW Anak muda Pancasila Jatim.

Sempat pula dipercaya sebagai Pimpinan DPD Kombinasi Pengusaha Arsitektur Nasional( Gepeknas) Jatim, lalu aktif di KONI Jatim, ikut serta di berbagai yayasan sosial- keagamaan, sampai mendirikan Yayasan La Nyalla Academia, yang aktif beranjak di wilayah sosial- keagamaan dan berolahraga.

Luang ditahan saat sebelum ke Senayan

Julukan La Nyalla, saat berprofesi Pimpinan Biasa KADIN Jatim sempat berhubungan dengan masalah hukum penyimpangan Anggaran Sumbangan KADIN Jatim dari Penguasa Provinsi Jawa Timur tahun 2012- 2104.

Bahkan beliau diresmikan sebagai terdakwa, dan luang ditahan selama 7 bulan oleh Kejaksaan pada Maret 2016, dan disidang di Majelis hukum Negara Jakarta Pusat.

Tetapi, di dalam sidang jauh itu, 24 saksi yang didatangkan Beskal ternyata tidak satu juga yang menjelaskan kalau La Nyalla teruji ikut serta langsung dan penggelapan anggaran sumbangan yang diperoleh.

Hasilnya, badan juri memidana La Nyalla dengan tetapan leluasa asli dan tidak teruji melakukan perbuatan kejahatan semacam didakwakan oleh Beskal.

La Nyalla juga leluasa pada 27 Desember 2016, dan pada 18 Juli 2017, pengajuan kasasi oleh Beskal ditolak oleh Dewan Agung.

Untuk seorang mukmin, tutur ia, ekspedisi hidup seseorang wajib dipercayai sudah tercatat di Lauhul Mahfudz, ialah buku benih kepunyaan Allah SWT tentang ekspedisi seluruh mahluk yang terdapat di alam. Termasuk kodrat dan suratan.

Usai tersaring jadi senator menggantikan wilayah penentuan Jawa Timur dengan akuisisi suara 2, 2 juta lebih, La Nyalla pergi ke Senayan, di Bangunan DPD RI. Seakan seluruh pintu terbuka, julukan La Nyalla meninggi masuk dalam pasar uang calon Pimpinan DPD RI.

” Jika aku tidak tepercaya dengan kedudukan sebagai Pimpinan DPD RI, semoga Allah SWT tidak menjadikan aku tersaring sebagai Pimpinan DPD RI, tetapi jika aku jujur dan tepercaya, semoga Allah SWT yang menggerakkan batin Ayah Bunda untuk memilah aku sebagai Pimpinan DPD RI,” papar- nya saat membaca visi tujuan sebagai calon pimpinan di atas arena di depan senator semua Indonesia.

Bersujud terima kasih merupakan respon awal yang dilakukan La Nyalla saat mengenali hasil akhir enumerasi suara, yang melaporkan La Nyalla tersaring melalui voting sebagai Pimpinan DPD RI melebihi 3 calon yang lain, ialah Nono Sampono, Mahyudin dan Baginda Baktiar Najamudin.

Dini hari, 2 Oktober 2019, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti legal dilantik sebagai Pimpinan DPD RI oleh Pimpinan Dewan Agung RI yang saat itu dijabat Meter. Hatta Ali, yang tak lain merupakan mamak kandungan La Nyalla.

Siapa berpikir, La Nyalla yang luang ditahan selama 7 bulan di rumah narapidana Kejaksaan Agung di lantai 7, kamar nomor 7, setelah itu oleh Allah SWT digariskan menemukan” hadiah” sebagai administratur negeri dengan mobil yang bernomor polisi RI- 7. Seperti itu rahasia hidup.

Sejak saat itu, La Nyalla berniat menjadikan DPD RI betul- betul delegasi wilayah. Berupaya semaksimal mungkin menanggapi dan berikan solusi kasus yang dialami wilayah dan pengelola kebijaksanaan di wilayah.(ser)

MIXADVERT JASAPRO