Studi: Tidur Siang Dapat Membantu Fungsi Kognitif

Ilustrasi Tidur Siang Foto: Halodoc

JagatBisnis.com –  Pola tidur kerap kali berganti bersamaan bertambahnya umur, dengan banyak orang lanjut umur menambahkan durasi tidur siang ke dalam agenda setiap hari mereka. Maksud tidur siang semacam itu tidak jelas: Apakah tidur siang menolong melindungi benak tetap gesit, ataupun apakah itu menunjukkan demensia yang terkini saja terjadi?

Sebuah riset terkini mungkin memiliki tanggapannya. Orangtua yang tidur siang menemukan skor lebih besar pada uji kognitif daripada orang sezaman mereka yang tidak tidur. Tidur siang ini membuktikan guna kognitif yang lebih kokoh, termasuk ingatan, arah, dan bahasa.

Riset yang timbul di General Psychiatry yang dilansir dari medicalnewstoday,

ini merupakan yang awal mempelajari ikatan tidur siang dengan guna kognitif dan biokimia pada populasi yang lebih berumur.

Baca Juga :   Ini Bahayanya Merokok di Dalam Mobil

Riset mengatakan bhawa tidur yang tersendat dapat beresiko pada demensia. Demensia mempengaruhi 5%- 7% orang berusia berumur di atas 65 tahun di semua bumi, diagnosisnya merupakan peristiwa biasa. Di negara- negara Barat, nilai demensia sedikit lebih besar ialah 8%- 10%.

Karena saat ini tidak terdapat obat untuk demensia, terdapat angka yang jelas dalam mengenali pergantian gaya hidup yang bisa menolong mengurangi mungkin bertumbuhnya situasi itu.

Dengan pola tidur yang tersendat yang diketahui terkait dengan demensia, kedudukan tidur siang dalam kesehatan kognitif lanjut usia jelas ialah bidang yang menarik. Para periset menekuni 2. 214 orang segar dari sebagian kota besar di Cina, termasuk Beijing, Shanghai, dan Xian. Seluruhnya paling tidak berumur 60 tahun. Istirahat tidur malam pada umumnya partisipan riset merupakan 6, 5 jam.

Baca Juga :   Masyarakat Indonesia Beralih ke Gaya Hidup Sehat

Untuk menilai demensia yang terdapat, para periset mencoba partisipan menggunakan versi Beijing dari Evaluasi Kognitif Montreal dan Tes Negeri Psikologis Kecil( MMSE). Tim menilai keahlian kognitif partisipan dan guna yang lebih besar melalui 30 pengukuran ruang visual, ingatan, penjulukan, atensi, kalkulasi, abstrak, arah, dan guna bahasa.

Para periset menggunakan Baterai Uji Neuropsikologi Cina untuk mengukur” bentang digit, penataran lisan auditori, penataran asosiatif, penahanan visual, kecalakan bahasa, pemetaan, dan uji dengan batangan.”

Baca Juga :   Vaksin Nusantara Disebut Bisa Atasi Varian Lamda

Para periset memperhitungkan kesehatan seluruh partisipan sembari membuat profil darah mereka untuk mengenali kadar kolesterol dan asam lemak trigliserida, ataupun” TG”.

Untuk tujuan riset, tim mendeskripsikan tidur siang sebagai mana saja dari 5 menit sampai 2 jam tidur setelah makan siang. Dari kelompok itu, 1. 534 dikabarkan tidur siang dengan cara tertib, dengan gelombang tidur siang mereka mulai dari sekali seminggu sampai setiap hari.

Riset itu melaporkan 3 hasil utama:

“ Awal, orang berumur yang tidur siang membuktikan kemampuan kognitif yang jauh lebih besar dibanding dengan mereka yang tidak tidur siang,”

Kedua, kita menemukan tingkatan TG yang lebih besar pada orang berusia yang tidur siang. (ser)

MIXADVERT JASAPRO