jagatBisnis.com — Di masa pandemi ini, belajar membaca Al- Quran (mengaji) bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Namun, membaca Al-Quran tak hanya sekedar membaca, perlu ilmu yang digunakan untuk mengetahui cara mengucapkan kalimat Al-Quran supaya tidak salah dalam membacanya. Ilmu tersebut adalah ilmu tajwid. Untuk memperdalam ilmu tajwid, Adara Relief International, mengelar Kelas Motivasi Al-Qur’an dengan tema “Mengapa harus Belajar Al-Qur’an dengan Metode Bersanad” secara virtual, Sabtu (16/01/2021).
Acara yang bekerjasama dengan Rumah Tahsin Baytut Tarbiyah, dihadiri oleh 330 orang peserta melalui di zoom dan 113 orang melalui kanal Youtube. Hadir sebagai narasumber, Syekh Muhammad Saleh Abu Tayoun, perwakilan resmi lembaga Asy Syatibi di Asia Tenggara.
Pada kesempatan ini, Syekh Muhammad bercerita tentang perjuangannya menyelesaikan hafalan Al-Qur’an hingga mendapat sanad di pengungsian Lebanon. Karena tanpa izin Allah SWT, tak mungkin seseorang bisa menghafalkan Al-Quran 30 juz. Apalagi, untuk mencapai tingkatan derajat tinggi sebagai penghafal Al-Quran, dibutuhkan usaha dan kerja keras.
“Dalam menghapal Al-Quran, saya harus membagi waktu dengan kuliah. Selain itu, para penghafal Al-Quran harus terus melatih dan meningkatkan kemampuan menghafalnya, dan terus belajar dengan pembimbing yang bacaannya mutqin dan menguasai ilmu tajwid,” kata Syekh Muhammad.
Dia menjelaskan, ada beberapa syarat mendapat sanad, di antara orang yang mengambil sanad, harus sudah hafal mutqin dalam hukum tajwid. Selain itu, merupakan orang yang soleh dan bertaqwa, serta mengambil sanad dari Syekh yang telah mendapat ijazah sanad.
“Tidak hanya ingin belajar Al-Quran, tetapi juga mengajarkan Al-Quran, maka kebutuhan untuk mendapat sanad atau belajar dengan pemegang sanad menjadi sangat penting. Karena dengan sanad, bisa memastikan, bacaannya benar, tidak ada kekurangannya,” kata pemilik sanad hafalan ke-28 ini. (eva)
