Cara Mudah Agar Anak Mau Belajar di Rumah

Ilustrasi anak belajar di rumah Foto: KlikDokter

JagatBisnis.com –  Selama masa pandemi, pemerintah menggalakkan program bekerja, beribadah, dan belajar dari rumah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua, sebab tidak sedikit anak yang sulit untuk diajak “bekerja sama”.

Penting bagi orangtua untuk memberikan pemahaman kepada anak, supaya mereka mau belajar bersama di rumah. Dan orang dewasa yang ada di sekitarnya, terutama orangtua, harus banyak memberi perhatian pada proses belajar mereka.

Berikut ini  7 cara agar anak betah belajar di rumah, yang bisa kami praktikkan selama pandemi maupun setelahnya.

1. Menjalin Komunikasi yang Baik dan Meluangkan Waktu untuk Anak

Sebagian orang tua yang selalu sibuk dengan urusannya sendiri yang mereka anggap begitu penting, sehingga terkadang mereka lupa satu hal yang justru sangat penting dalam hidupnya. Yaitu mengajak anaknya mengobrol pada waktu-waktu senggang, memberikan kesempatan kepada anaknya untuk bercerita atau bahkan sebaliknya.

Dengan begitu, kita sebagai orang tua juga tahu banyak tentang mereka, termasuk dalam proses pendidikannya. Tidak jarang anak merasa bosan dengan belajar terus menerus, mengerjakan tugas yang banyak, sehingga mereka butuh dorongan dari orang-orang terdekatnya agar tetap semangat. Di situlah kita sebagai orang tua berperan penting sebagai orang terdekatnya.

Banyak alternatif yang bisa kita lakukan untuk memotivasi anak belajar, misalnya memberikan sesuatu yang mereka inginkan, mengajak mereka jalan-jalan sebentar, membantu mereka mengerjakan tugas-tugasnya, dll.

2. Mendukung Penuh Anak untuk Belajar

Memang terdengar klasik, tapi poin ini benar adanya. Tanpa dukungan orang tua tentu anak akan malas untuk belajar sendiri di rumah. Justru rasa malas ini juga bisa ikut terbawa saat anak berada di sekolah loh. Alih-alih memaksa anak yang akan berakibat penolakan, justru orangtua harus mencari cara yang lebih efektif.

Bagi anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar khususnya, belajar sendiri di rumah tentu akan menyulitkannya, berhubung selama pandemi ini program belajar mengajar dilakukan secara online.

Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif dari orang tua untuk mendukung penuh anak belajar. Mendukung bukan berarti harus mengajarinya, sebab tidak semua orang tua mengerti pelajaran sekolah anak-anak. Tapi menemani dan mengajaknya berdiskusi, sudah cukup membuat mereka senang, bahkan lebih semangat mengerjakan tugas-tugasnya.

Supaya anak lebih termotivasi lagi untuk belajar, orang tua juga harus mengetahui apa keinginan dan cita-cita mereka. Dengan begitu, kita bisa mengarahkan mereka dan mempersiapkan kebutuhannya secara matang.

Sehingga anak juga merasa memiliki tanggung jawab terhadap cita-cita, dan berusaha untuk menggapainya. Hal sebaliknya yang akan terjadi jika orang tua tidak mendukung anak belajar, adalah bisa saja anak menjadi malas-malasan serta tidak semangat untuk melanjutkan cita-cita dan segala impiannya. Pasti kita tidak mau kan, memiliki anak yang pesimis dalam meraih cita-cita?

3. Membuatkan Jam Disiplin Waktu untuk Belajar di Rumah

Perbedaan signifikan proses belajar di sekolah dan di rumah memang sangat terasa bagi seorang anak. Cara untuk menyiasatinya supaya anak tetap rajin belajar adalah dengan membuat jam disiplin. Tentukan jam berapa anak harus belajar dengan fokus dalam satu hari. Cara ini lebih efektif untuk mendidik anak mau belajar di rumah.

Tetapi, saat ini biasanya anak sekolah memiliki jam khusus belajar online. Maka beritahu anak bahwa di jam sekian ia harus fokus belajar tanpa ada interupsi. Supaya anak dapat dengan fokus belajar, di jam tersebut matikan semua alat elektronik seperti televisi, radio, atau gadget yang biasa anak gunakan untuk bermain.

Baca Juga :   Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi

Jika proses belajar membutuhkan gadget, dampingi anak dalam menggunakannya, sehingga tidak ada kesempatan anak untuk sembarang membuka situs yang tidak sepatutnya mereka akses.

4. Orang Tua Menjadi Teladan yang Baik bagi Anak

Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Orangtua adalah rule model bagi seorang anak, termasuk dalam hal belajar. Anak akan dengan mudah membiasakan dirinya untuk belajar jika ia melihat orang tuanya melakukan hal yang sama.

Maka, orangtua harus memberikan contoh yang baik. Seperti orang tua rajin membaca buku, tidak terlalu sering menonton televisi dan atau bermain gadget. Kebiasaan positif seperti itu, akan mendorong anak untuk berperilaku seperti orangtuanya. Jika anak sudah menggemari proses belajar, maka orang tua akan dengan mudah mendidik anak dan mengajarinya pelajaran seperti di sekolah.

5. Mengajak Anak Bermain atau Liburan Bersama

Wajar bila anak merasa jenuh dan malas untuk belajar di rumah, sebagai orang tua yang bijak kita bisa mengajaknya liburan bersama untuk menghilangkan stres. Tetapi karena masih dalam masa pandemi seperti ini, sebagai gantinya kita bisa mengajak anak bermain bersama di rumah.

Ciptakan permainan seru dan menyenangkan supaya anak teralihkan dari rasa stres belajar. Ini juga menjadi salah satu cara agar anak mau belajar di rumah loh! Jadwal bermain bersama juga bisa menjadi sebuah hadiah untuk anak yang telah belajar di rumah seharian.

Luangkan waktu di akhir pekan untuk bermain, dengan begitu diharapkan pada hari selanjutnya anak kembali semangat untuk belajar.

6. Menciptakan Suasana Rumah Nyaman untuk Belajar

Anak akan merasa kesulitan untuk konsentrasi belajar jika suasana rumah terlalu berisik atau penuh dengan percekcokan antara orangtuanya. Maka upayakan untuk menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk belajar anak.

Jika kita memiliki anak kecil lebih dari satu, carilah waktu saat mereka istirahat atau dapat ditenangkan agar tidak gaduh. Sehingga anak dapat belajar dengan tenang. Prestasi anak di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Selain giatnya anak belajar, juga dukungan orang tua dan suasana rumah yang nyaman untuk belajar. Orang tua sudah seharusnya memberikan tempat tinggal yang nyaman untuk anak-anaknya.

7. Orangtua Menjelaskan Manfaat Belajar kepada Anak

Langkah-langkah di atas akan sia-sia dilakukan jika si anak tidak mengetahui dengan baik apa manfaat ia belajar. Ia hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh orang tuanya tanpa tahu alasan dan tujuan ia melakukannya.

Oleh karena itu sebagai orangtua yang baik, cobalah untuk menjelaskan apa manfaat belajar yang akan didapat oleh anak. Orangtua perlu untuk meluangkan waktu dan mengajak anak berbincang mengenai manfaat belajar untuk masa sekarang dan masa depannya kelak.

Serta akibat jika anak tidak mau belajar dan apa dampaknya untuk cita-cita yang ia ingin capai. Itulah 7 cara agar anak mau belajar di rumah yang bisa dilakukan oleh para orang tua. Apalagi saat ini sedang gencar belajar dalam jaringan atau biasa dikenal online.

Belajar online harus dipandu oleh orang tua sehingga anak dapat dengan mudah memahami pelajaran. Selain pelajaran sekolah, anak juga perlu untuk dibekali belajar ilmu agama. Seperti tentang ibadah dan membaca Alquran, jika kita seorang muslim.

Memang butuh proses sehingga anak dapat belajar tanpa dipaksa, kita juga bisa mencari cara agar anak mau belajar Alquran. kita bisa mencari materi pembelajaran ilmu agama di internet, atau jika kita merasa tidak memiliki cukup waktu untuk mengajarkan langsung, Mak bisa memanggil guru privat ke rumah agar anak tetap mendapat ilmu agama.

Baca Juga :   Ingin Menikmati Manisnya Dicintai, Cobalah Hargai yang Tulus

Hal yang perlu dilakukan orangtua ketika mengajar anak

Mendadak menjadi guru anak di rumah memang tidak mudah bagi sebagian orangtua. Mengingat tidak semua orangtua memiliki latar belakang mengajar. Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan orang tua ketika mengajar anak di rumah.

• Menciptakan Ruang Khusus Belajar di Rumah

Agar anak dapat fokus belajar, orang tua perlu untuk menciptakan ruang khusus belajar di rumah. Bisa kamar sang anak, ruang tengah, atau menggunakan halaman belakang rumah menjadi kelas.

Dengan memiliki ruang khusus belajar, anak akan merasa nyaman dan fokus dalam menerima materi pembelajaran.

Pastikan ruang yang kita gunakan bebas dari suara bising. Menjadikan halaman belakang rumah menjadi kelas juga bukan ide yang buruk, justru kita dan anak bisa melakukan eksperimen seperti sekolah alam.

Belajar di luar rumah memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran, konsentrasi, kerja sama, serta emosional dan kemandirian anak.

• Istirahat Sejenak dari Aktivitas Tugas Sekolah

Anjuran berdiam di rumah selama masa pendemi, ditambah proses belajar yang harus dilakukan dari rumah juga akan memengaruhi setiap anggota keluarga. Agar orang tua dan anak tidak merasa terbebani dengan kegiatan sekolah online, luangkan waktu untuk istirahat sejenak dari aktivitas tugas sekolah.

Kita bisa menjadwalkan untuk lepas sesaat dari tugas sekolah di akhir pekan, di mana biasanya proses belajar mengajar online sementara diliburkan. Lakukan kegiatan seru bersama anak supaya anak juga tidak stres. kita bisa mengajak anak bermain, membuat makanan bersama, atau sekadar menonton film kesukaan.

• Melibatkan Anak untuk Melakukan Sesuatu

Kita sepakat bahwa belajar tidak hanya di sekolah, karena dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang bisa dipelajari anak. Jika anak sudah terlalu bosan dengan rutinitas belajar formal, ajak anak untuk terlibat dalam pembelajaran yang mungkin berbeda dari biasanya.

Seperti ajak anak memasak atau membuat kue bersama, atau mengajak anak membuat mainannya sendiri. Kegiatan ini juga menjadi ajang mengasah kreativitas anak sejak dini. Meskipun anak tidak akan langsung menunjukkan hasil yang bagus, jangan patahkan semangatnya untuk mencoba berbagai hal yang menurut mereka baru.

Biarkan anak membuat sesuatu berdasarkan daya imajinasinya. Salah satu poin penting dari cara agar anak mau belajar tanpa dipaksa, adalah membiarkan mereka bereksperimen. Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua Ketika Mengajar Anak Setelah mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan orang tua saat mengajar anak di rumah, ada juga hal-hal yang tidak boleh dilakukan orang tua ketika mengajar anak.

Karena jika orangtua melakukan hal berikut, anak akan susah berkembang, dan justru prestasi akademiknya akan menurun.

• Terlalu Banyak Membantu Anak

Saat anak dibebani dengan tugas sekolah, mungkin sebagian besar orang tua tidak sabar menunggu anak menyelesaikan semua tugas, sehingga orang tua ikut serta bahkan mengambil alih tugas-tugas tersebut. Akan lebih baik jika kita membantu anak untuk memudahkan urusan mereka.

Misalnya, kita menggantikan sementara tugas mereka menyapu, karena anak harus menyelesaikan tugas sekolah. Atau membantu meringkas catatan agar tak terlalu banyak yang harus ditulis anak. Hal tersebut lebih efisien daripada mengambil alih tugas sekolah. Karena menggantikan tugas sekolah anak hanya akan membuat anak merasa malas dalam menjalankan tanggung jawabnya. Pada akhirnya anak selalu bergantung pada orang lain, terutama orang tuanya.

Baca Juga :   5 Cara Mudah Merawat Kulit Wajah Sensitif

Maka, daripada membantu menjawab soal tugas sekolahnya, sebaiknya arahkan saja anak untuk menemukan jawaban yang tepat. Beri pemahaman atau contoh supaya anak dapat lebih mudah dalam memahami tugas sekolahnya.

• Memarahi Jika Anak Melakukan Kesalahan

Wajar sekali jika anak melakukan kesalahan, karena usianya minim pengalaman. Apalagi usia anak-anak adalah waktu yang tepat bagi mereka belajar banyak hal. Bagaimana anak tahu mana yang benar jika ia tidak tahu mana yang salah.

Orangtua justru harusnya memberikan arahan dan penjelasan atas kesalahan yang mereka lakukan. Jangan terlalu sering memarahi anak, apalagi di depan umum. Jangan pula sampai mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak sepatutnya anak dengar.

Perkataan kasar dan hinaan orangtua akan selalu diingat anak dalam memorinya hingga dewasa. Hal ini akan menurunkan rasa kepercayaan diri anak dan merasa dirinya tidak mampu melakukan banyak hal. Daripada memarahi anak dengan tidak jelas, orangtua harusnya mencari cara agar anak mau belajar sehingga ia bisa mendapat nilai terbaik di sekolahnya.

Jangan lupa juga, berikan apresiasi saat anak berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. Karena apresiasi dari orang tua akan menambah semangat anak untuk belajar dan meraih nilai terbaik dan cita-citanya. Inilah salah satu dari hal yang perlu dilakukan orang tua ketika mengajar anak.

• Membandingkan dengan Anak Lainnya

Setiap anak memiliki potensinya masing-masing, termasuk juga mereka memiliki bakat dan minat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal inilah yang harusnya orang tua pahami. Maka, jangan pernah membandingkan anak dengan teman-temannya, baik itu dalam nilai akademis, maupun keahlian lainnya. Mungkin anak kita tidak pandai matematika, tapi bisa saja ia berbakat di kelas bahasa.

Oleh karena itu, jangan bandingkan anak kita dengan teman-teman lainnya yang mendapat nilai lebih baik. Akan lebih bermanfaat jika kita membantu anak menemukan bakat mereka di mata pelajaran lain. Hal yang perlu dilakukan orang tua ketika mengajar anak adalah dengan menyelingi belajar sekolah dengan minta dan bakat yang ia gemari.

Ini juga menjadi salah satu cara agar anak mau belajar di rumah. Misalkan, anak memiliki lima jam belajar di rumah, maka gunakan satu jam untuk anak melakukan hobinya atau mengasah bakatnya. Nah, itulah hal yang tidak boleh dilakukan orang tua ketika mengajar anak. Dengan koordinasi yang baik antara ibu dan ayah, anak akan lebih mudah menyerap ilmu dari proses belajar.

Seperti yang telah disebutkan di atas, jika anak sudah mulai bosan dengan kegiatan tugas sekolahnya, berilah mereka waktu untuk istirahat sejenak. Kesimpulan Masa pandemi mengharuskan proses belajar anak sekolah sementara waktu dialihkan di rumah.

Artinya orang tua dituntut menjadi pengganti guru yang siap mendampingi anak-anaknya belajar. Tapi, ada saja permasalahan dalam proses belajar di rumah ini. Seperti anak yang tidak bisa diajak koordinasi. Maka, kita perlu tahu 7 cara agar anak betah belajar di rumah. Selain bisa mendukung dan mengarahkan anak, belajar bersama juga menjadi cara orang tua menjalin hubungan emosional dengan anak. (ser)

MIXADVERT JASAPRO