jagatBisnis.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, mulai (12/10) hingga Minggu (25/10). PSBB transisi secara otomatis diperpanjang, apabila tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19. Perpanjangan dimulai 26 Oktober – 8 November 2020. Maka, warga diharapkan tetap menaati aturan dan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 agar penyebaran wabah dapat ditekan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, saat ini salah satu cara yang paling efektif menekan laju penyebaran virus corona di Jakarta dengan warga memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah. Karena dari studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), warga Jakarta yang saat ini menggunakan masker baru sekitar 70 persen.
“Minimal 85 persen warga yang beraktivitas di luar rumah harus menggunakan masker. Maka, penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan,” kata Anies dari rekaman suara yang diterima di Jakarta, Minggu (11/10/2020).
Anies menegaskan, selama PSBB transisi perlu adanya pergerakan penduduk yang termonitor. Oleh sebab itu, mulai Senin (12/10), seluruh pelaku usaha, perkantoran, masjid, hingga restoran harus mendata setiap pengunjung yang datang
“Pengelola tempat-tempat itu harus mencatat nama identitas pengunjung, jam kedatangan, jam kepulangan, nomor telepon, dan 6 digit pertama dari nomor KTP. Hal ini bertujuan agar kami lebih mudah melakukan contact tracing,” ujarnya.
Menurutnya, apabila ditemukan kasus positif, maka Pemprov dapat melacak pergerakan pasien hingga orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut. Nantinya, orang-orang yang bersama akan diberi tahu. Sehingga bisa melakukan pencegahan dan isolasi.
“Ini merupakan salah satu kebijakan yang berbeda dari PSBB Masa Transisi sebelumnya. Jadi kali ini kami akan perluas kapasitas tracing. Diharapkan, bisa lebih efektif lagi dalam pengendalian wabah ini,” tutup Anies. (esa/*)
